
Pandan, (Humas). Mahasiswa STAI BAHRIYATUL ULUM KH. ZAINUL ARIFIN PANDAN kunjungi Museum Situs Bongal yang berada di desa Jago-Jago, Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah yang berada di pesisir barat Pulau Sumatra, situs ini menjadi bukti kuat interaksi kosmopolitan antara Nusantara dan dunia luar, termasuk dunia Islam, sejak abad ke-7 Masehi.
Menurut Tokoh Masyarakat yang juga sekaligus menjaga museum tersebut mengatakan: Keistimewaan Situs Bongal menjadi Bukti awal interaksi dengan dunia Islam: Temuan artefak di Situs Bongal membuktikan adanya kontak antara penduduk Nusantara dengan dunia Islam sejak abad ke-7 Masehi, melengkapi data sejarah mengenai masuknya Islam di Indonesia. Jalur perdagangan rempah kuno: Situs ini diyakini merupakan bagian dari Jalur Rempah kuno yang penting. Pada abad ke-7 dan ke-8, Bongal diperkirakan menjadi pelabuhan kosmopolitan yang ramai disinggahi pedagang dari berbagai penjuru dunia.
Peradaban maju: Penemuan-penemuan di lokasi ini menunjukkan bahwa masyarakat yang mendiami kawasan ini memiliki peradaban yang maju dan terbuka terhadap budaya luar.
Lebih tua dari Lobu Tua: Beberapa temuan menunjukkan bahwa Situs Bongal mungkin lebih tua 200 tahun daripada Situs Lobu Tua di Barus, yang selama ini dikenal sebagai situs awal peradaban Islam di Nusantara.
Temuan artefak yang signifikan
Ekskavasi arkeologi yang dilakukan di Situs Bongal menemukan beragam artefak, antara lain:
Koin kuno: Koin dari masa Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah (abad ke-7 dan ke-8 M).
Keramik dan tembikar: Berasal dari Dinasti Tang (Tiongkok), pelabuhan Siraf, serta kota kuno Alraa dan Nyapur (Timur Tengah).
Manik-manik: Manik-manik kaca berlapis emas dan kuningan, serta manik-manik batu seperti karnelian dan kalsedoni, bahkan manik-manik kaca dari masa Romawi.
Peralatan medis: Ditemukan juga peralatan medis kuno dari abad ke-7 hingga ke-9 Masehi.
Resin dan biji-bijian: Getah resin, kemenyan, getah damar, biji pala, dan biji pinang, yang kemungkinan besar menjadi komoditas perdagangan.
Struktur kayu: Fragmen kayu kapal, tali ijuk, serta kayu nibung bekas bangunan.
Tulisan kuno: Papan kayu bertuliskan aksara Pallawa Granta dari abad ke-7 dan ke-8 Masehi.
Misteri tsunami dan kerusakan situs
Para peneliti menduga bahwa sebuah tsunami besar yang terjadi sekitar abad ke-10 Masehi menyebabkan wilayah Bongal berubah menjadi daratan berlumpur dan menimbun artefak-artefak yang ada. Temuan arkeologis di lokasi ini seringkali berawal dari kegiatan penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara tidak sengaja, sebelum akhirnya ditindaklanjuti dengan penelitian lebih mendalam.
Museum Fansuri Situs Bongal
Untuk mengedukasi publik dan mendukung penelitian berkelanjutan, didirikan Museum Fansuri Situs Bongal di Desa Jago-jago. Museum ini menyimpan koleksi artefak dan diharapkan dapat menjadi pusat edukasi serta berkontribusi pada upaya menjadikan Situs Bongal sebagai situs warisan budaya dunia. (Red)


